Sabtu, 13 Desember 2014

Mencari Cermin

Assalamualaikum wrb.
Alhamdulillah Segala puji milik Allah S.W.T menunjukkan kita jalan untuk kembali kepada Rauh-Nya. Shalawat Salam tetap kita lantunkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad S.A.W. Keluarga dan seluruh sahabatnya.




Dengan kiat mencari jalan lebih mendekatkan diri kepada Allah, berzikir, bertafakur dan bertobat tentu didapati rintangan dan goncangan di dalamnya. Setelah menimbun dosa hingga bergelimang dengannya dan bermaksud bertobat kepada Allah tentu tidak  akan semudah yang kita kira. Sekali kita mengabaikan ajaran Allah ini maka semakin sulit untuk mendapatkan kasih sayang Allah kembali. Sifat dasar manusia selalu diperturut nafsu didalam diri, memperbudak jiwa condong ke duniawi semata demi kepuasan sesaat yang tak ada apa-apanya dibandingkan surga yang telah dijanjikan Allah S.W.T. 

Iman yang kita miliki tidak bisa kita jaga karena kurang matang dalam perawatan dan pembinaan. Inilah sebab jiwa ini ditundukkan oleh nafsul ammarah bissuk. yang menjadikan pemilik jiwa ini menderita terbawa arus dunia dan seolah olah tak beragama. "Innalillai wainna ilaihi rajiun"

Untuk memfitrahkan kembali jiwa dan raga yang telah berlumur dosa tentu membutuhkan niat dan usaha yang terpadu. Selami diri dan ingatkan bahwa yang kita cari ini adalah sesuatu yang pernah kita hilangkan sendiri. Kita bisa saja menemukannya namun juga bisa kembali menghilangkannya. Butuh kesadaran dan keteguhan dalam melaksanakan ajaran Tuhan sesuai dan selalu dalam keadaan penuh pengharapan. Harapan yang di setarakan dengan kekhawatiran akan kehilangan kesempatan untuk selamanya.

Mulailah dari hal-hal yang kecil, basahi lidah ini dengan berzikir memohon ampun kepada Allah. Sucikan hati dari berburuk sangka kepada Allah dan makhluk. Yakinkan pada diri sendiri bahwa tujuan hidup ini adalah untuk mencari Hidayah Allah. Menggapai jalan-jalan untuk bertobat kepadaNya dengan ikhlas, konsisten dan selalu mencari nilai positif dari segala kritikan, omelan atau bahkan cacian guna memperbaiki diri focus mera'i diri sendiri dan focus menyesali kebodohan yang pernah terjadi.

Bermaksud tidak akan mengulang lagi kesalahan apalagi untuk terjatuh pada kali kedua di tempat yang sama. Menerima segala cobaan ini dengan lapang seraya bertahan dan berusaha menjadi cermin dalam setiap sudut kehidupan. Membersihkan dengan segera titik-titik debu yang menempel pada cermin, selalu dan setiap saat tanpa jenuh tanpa lalai dan tanpa ragu lagi. Karena itulah resiko dan satu-satunya cara mendapatkan kesucian diri kita bisa terlahir kembali menjadi cermin yang bening dan bermanfaat bagi orang lain yang ingin bercermin.

Dan memang sebuah kewajiban engkau harus menjadi cermin bagi orang lain. Tak banyak yang tau dengan agama ini, dan tak banyak yang benar cara memahami agama islam ini. Agama mereka buat hanya sebagai topeng untuk menutupi kesalahan sendiri, dan menipu orang dengan kepintaran bersilat lidah membolak balikkan kata demi sebuah dunia.

Jadilah pemimpin dan buat mereka percaya bahwa engkau adalah cermin yang bening yang bisa dan telah berhasil membersihkan titik-titik debu serta menjaganya agar tidak ada satu titikpun yang bertahan merekat pada cermin yang engkau miliki. Buktikan engkau telah bertaubat, engkau telah bersalah dan mengakui kesalahan. Engkau gantikan dan tebuskan kesalahan itu dengan kebaikan. Engkau berdakwah! engkau menegakkan kebenaran! engkau berjiwa sosial! berjiwa dan berwibawa memiliki ilmu pengetahuan yang bisa engkau pertanggung jawabkan.