Jumat, 10 April 2015

Barang Najis

Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah segala puji bagi Allah yang telah membedakan kepada kita antara hak dan bathil. Shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW yang memperjuangkan kebenaran.


Allah telah memerintahkan kepada hambaNya agar mencari nafkah yang halal. Karena berkah itu dinilai dari apa yang di sukai oleh Allah. Setelah mendapatkan rizeki dari jalan yang halal selanjutkan Allah pun memberi tuntunan agar mempergunakan rizki tersebut sesuai dengan yang di kehendakiNya.

Segala yang kita peroleh ini adalah bentuk Maha Pengasihnya Allah kepada kita hambaNya. Sekian nikmat baik yang menempel di badan kita ataupun di sekitar kita akan Allah minta pertanggung jawabannya kelak di hari kebangkitan. 

Tugas kita hanya mempergunakan amanah yang diberikan sesuai dengan keinginan Allah. Amanah artinya dapat dipercaya, sebagaimana nabi adam diciptakan dikasi kepercayaan menempati bumi sebagai khalifah/ Pemimpin. Maka setiap keturunan adam adalah diberi satu amanah oleh Allah SWT. Pertanyaannya tak banyak orang yang mengetahui definisi amanah dan peringatan kedahsyatan adzab yang akan diberikan bagi orang yang lalai melaksanakan amanah.

Misalkan saja anggota badan kita, mata yang dipergunakan untuk melihat cahaya tentu tidak akan membuat sang pemberi amanah senang jikalau dipergunakan untuk kemaksiatan. Telinga yang dipergunakan untuk mendengar ayat-ayat Allah tentu tidak akan membuat sang pemberi amanah senang jikalau dipergunakan untuk menutupi diri dari kewajiban kepada Allah. 

Begitupun makanan yang masuk ke dalam tubuh kita harus halal dan bukan barang najis. Khamer adalah jenis barang najis serta memabukkan oleh karenanya di haramkan. Seluruh kaum muslimin haram hukumnya mengkonsumsi khamer, atau memproduksinya atau memperjual belikannya serta memberi pelayanan berupa tenaga ataukah ide guna menyalurkan atau mendistribusikan khamer.

Dampaknya dalam kehidupan bermasyarakat tentu penyaksian masyarakat sangat dominan. Bila berubah imej di mata masyarakat maka jangan harap kita masih memiliki harga dan kehormatan. Apa yang masyarakat lihat itulah cukup meyakinkan mereka tentang identitas kita. 

Berhati-hatilah! jangan sampai imej baik yang masyarakat lihat pada diri kita berubah atau bergeser kepada imej yang tidak tidak. 
BERFIKIR SEBELUM MELANGKAH! BERFIKIR SEBELUM MENGAMBIL KEPUTUSAN! 
DEKATKAN DIRI KEPADA TUHAN! SAMBUNG TALI PERSAUDARAAN! DAN PUTUSKAN HUBUNGAN DENGAN KEBODOHAN!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar