Jumat, 04 Juli 2014

Jalinkan Silaturahim

Bismillahiwabihamdihi
Dengan Asma Allah aku memulaikan merangkai kata demi kata sebagai i'tibar mengingat diri sendiri, agar tidak terlampau tersesat dari jalan menuju cahaya Ilahi Robbi.



أللهم أصلح ولاة أمور المسلمين أجمعين ووفقهم لما تحبه وترضاه من نفع العباد والبلاد يا كريم

Dalam kehidupan yang penuh kebanggaan ini, kita sering tidak sadari betapa berharga dan mulianya manusia kalau bisa akur satu saudara dengan yang lain. Apapun yang dirasa selalu bersama-sama. Pahit-manis, lika-liku dan hitam-putih tak pernah dipendam sendiri. Ada rasa dan keinginan untuk selalu saling berbagi itulah idealnya Silaturahmi.

Tapi realita ditengah masyarakat nyatanya tidak seperti itu. Satu dan dua tidak akur, tidak pernah kompromi apabila ada permasalahan. Selalu ingin menang sendiri memperturutkan egoisme pribadi. Menganggap diri lebih benar dari yang lain. Sifat dan ditambah dengan sikap egoisme tentunya tidak akan menjadikan kehidupan kita damai dan sejahtera.

Rasul telah mencontohkan kepada kita. Saat beliau berhijrah menuju madinah, beliau persatukan tali persaudaraan antara muhajirin dan anshorin, antara sibudak dan situan dan antara sikaya dan simiskin. Segala perbedaan beliau hapuskan semenjak peristiwa itu.
Dalam islam semua golongan/ tingkatan dan status duniawi yang berasal dari manusia adalah sama. Yang membedakan kita hanya saat berhadap dan menghadap Tuhan sang pencipta. Ketakwaan adalah menjadi tolak ukur masing-masing kita dihadapan Allah S.W.T.

Maka pantaslah kita meniru dan mensuritauladani cara-cara hidup Rasulullah S.A.W. Ketika masih hidup didunia hendaknya kita bisa menjadi saudara yang baik, menjadi kakak yang berjiwa pemimpin dan menjadi adik yang berjiwa penyantun. Sehingga antara kakak dan adik akan terjalin/ terbentuk kesatuan dan kekuatan untuk berusaha menggapai harapan demi kesuksesan bersama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar