Selasa, 01 Juli 2014

Nikmat Karunia Allah

Bismillahi wabihamdihi
Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh

Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan karunia yang kita terima, sehingga kita bisa lebih bangga menjadi diri kita sendiri dengan nikmat yang kita miliki.
Shalawat dan salam untuk nabi Muhammad SAW yang membawa ajaran islam sampai kepada kita sehingga kita bisa membedakan yang hak dan yang bathil hingga saat sekarang ini.

# WAINTAUDDU NI'MATALLAHi LA-TUHSUHA #

Sesuatu yang membuat kita suka cita, senang, berbahagia dan berbangga adalah karena sesuatu itu luar biasa adanya pada diri kita. Seseorang mendapat penghargaan, penghormatan dan jabatan dari manusia lain dikarena ada nilai lebih yang dia tampakkan dan mengesankan.

Allah SWT menerangkan didalam firmanNya:

 يَرْفَعِ اللهُ الَّذِيْنَ اَمَنُوْا مِنْكُمْ وَ الَّذِيْنَ اُوْتُوْا الْعِلْمَ دَرَجَتٍ
Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu, dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.

Maka ada dua point yang akan dijadikan tolak ukur seorang hamba diberi derajat yang lebih tinggi oleh Allah SWT. 

Pertama : Iman (keyakinan)
Iman adalah modal dasar yang wajib dimiliki setiap muslim, orang yang memiliki keyakinan dan teguh mempertahankannya, walaupun telah diterpa dan dihantam berbagai godaan /cobaan yang sangat dahsyat dan berat. Tentu akan diberi kemuliaan berupa ketinggian derajat dari Allah SWT.

Memang benar Iman bisa bertambah bisa pun berkurang. Tapi tak lantas membuat kita pasrah saat iman dirampas. Orang yang tidak bisa menjaga iman yang telah dimilikinya sejak kecil dan tergoda mengikuti perintah melanggar aturan Allah untuk saat pertama kali maka disaat itu keimanannya jatuh dengan disayangkan. Artinya pertamakali iman jatuh berarti sudah tidak bisa bertahan karena menjaga dan mempertahankan iman jauh lebih sulit daripada menambah iman itu sendiri.  Ingat saudaraku sekali iman itu luntur maka akan sulit mengembalikannya seperti semula.

Jadi merugilah orang yang telah terjatuh keimanannya lantaran ia berbuat sesuatu yang dilarang Allah. dan berbahagialah orang yang mampu menjaga iman yang dimiliki disaat ada moment untuk berbuat kemaksiatan, disaat ada yang mengajak berbuat maksiat dia dengan tegas menolak dan berkata Tidak!!!

Bagi saudara yang telah terjatuh imannya kemudian bermaksud untuk mengembalikan iman seperti semula bahkan agar iman itu bertambah tentu tidak semudah membalik telapak tangan. Saudara harus bertobat kepada Allah, harus menyesali perbuatan dosa yang pernah dilakukan dan jangan mengulangi kembali. saudara harus mendekatkan diri sepenuhnya kepada Allah. minta ampun dan minta diberikan perlindungan dari godaan setan. Saudara harus melakukan Riadhah sampai batas waktu hidup ini.

INSYAALLAH setelah berusaha melakukan riadhah maka mudah-mudahan Allah mengampuni dosa saudara dan menerima taubat saudara. sehingga derajat saudara akan ditinggikan oleh Allah SWT.
Amin Ya Rabbal Alamin. .. .
Point kedua yang menjadi tolak ukur peningkatan derajat disisi Allah adalah Ilmu [pengetahuan agama]
"ILMU ADALAH NUR (CAHAYA)"
Dengan memiliki ilmu pengetahuan tentang agama islam, bisa membedakan yang halal dan haram.
maka bila seorang yang berilmu tapi melanggar dan tidak sesuai perbuatan dengan ajaran agama yang dipelajarinya menjadikan yang haram halal baginya maka orang ini sudah jauh dari Allah dan akan mendapatkan kenistaan lantaran perbuatannya. karena berbuat kesalahan yang kita tau, hukumnya tidak sama dengan berbuat kesalahan karena tidak tahu.

Maka dikatakan sebagai ahli ilmu adalah bukan yang mempunyai banyak ilmu jenius segalanya dia bisa, tapi ahli ilmu adalah orang yang menjaga ilmu dengan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga setiap hari ilmunya bertambah dan dia sendiri merasa tidak memiliki ilmu, ada manfaat dari ilmu yang dimiliki tersebut bagi diri sendiri dan orang lain. Dan percaya bahwa ilmu itu milik Allah dan hanya Allah yang berhak memberikan ilmu kepada orang yang dikehendakiNya.

Dalam posisi seperti itu lantas orang ini tidak sombong dengan ilmu yang dimilikinya. bahkan dia berupaya menyembunyikan keilmuannya tapi tidak bermaksud menyembunyikan untuk mengajarkannya. bahkan orang ini setiap saat bersemangat dan selalu memenuhi siapapun yang ingin belajar ilmu padanya. Seumpama padi semakin berisi semakin merunduk tak berkurang nilai manfaat bagi setiap orang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar