Mengenai Shalat

Bismillahiwabihamdihi

Alhamdulillah segala puji hanya untuk Allah pemilik pujian, shalawat dan salam untuk nabi Muhammad yang diperintah kita untuk meneladaninya serta bershalawat selalu untuknya.

Dari sekian kitab Fiqh yang terangkum oleh para fuqaha menyebutkan definisi Shalat dari sisi lughah : ad-dhua' (doa) Dari sini kita bisa tarik satu benang merah bahwa manusia makhluk Tuhan ini tidak bisa memperoleh apa apa tanpa izin dan kehendah sang Pencipta. Doa adalah permohonan seorang karena keterbatasan yang dimiliki kepada dzat yang lebih tinggi, mulia dan suci. Bahkan seorang yang tidak percaya kepada doa adalah seorang yang telah berbuat maksiat kepada dirinya sendiri.

Sedangkan dari sisi Istilah Shalat berarti : Perkataan, perbuatan yang diawali takbir ihram dan di akhiri salam dengan syarat dan rukun yang di tentukan.

Dari definisi ini jelas bagi kita para penganut mazhab Imam Syafi'i rh seseorang tidak akan dikatakan shalat sampai ia memperhatikan syarat dan rukun shalat. Bacaan-bacaan wajib dalam shalat harus sampai didengarkan minimal oleh telinga sendiri. Definisi ini sekaligus menolak cara shalat dengan berdiam tanpa gerak gerik lidah disaat membaca bacaan-bacaan di dalam shalat. 

Shalat mengajarkan kepada umat muslimin agar mensyukuri karunia didalam badan ini. Masing-masing anggota badan memiliki fungsi tersendiri dan harus sesuai dengan tuntunan ajaran Tuhan. Jangan sampai di salah gunakan apalagi untuk kemaksiatan melakukan larangan tuhan. Disaat shalat berarti kita telah memberi haknya masing-masing anggota badan ini guna berdzikir memohon ampun atas dosa kecil yang dilakukan.

Shalat bukan hanya sekedar di laksanakan namun harus dijadikan sebagai kebutuhan sebagaimana kita butuh makan, bernafas dan yang lainnya. Sehingga orang-orang yang mendirikan shalat akan bisa mendapatkan perlindungan Tuhan mencegah dari perbuatan keji dan mungkar dalam kehidupan.

Jagalah shalat! terlebih shalat berjamaah waktu ashar dan subuh.